Kemajuan ilmu pengetahuan yang telah menghasilkan teknologi komunikasi
canggih, memacu makin cepatnya penerimaan informasi. Bola bumi sudah tampak
begitu kecil, sehingga apa yang terjadi di belahan barat sana yang jaraknya
ribuan kilometer segera dapat diketahui di sini pada atau sesaat setelah
peristiwa itu terjadi.
Tampilnya sosok figur seperti Alm. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), M.
Amin Rais, Akbar Tanjung dan tokoh-tokoh muslim lainnya di gelanggang politik
praktis tingkat nasional merupakan realita yang menarik untuk diketahui
bersama, sebab mereka merupakan orang-orang yang sebenarnya dikenal hanya
sebagai tokoh agama yang tidak berafiliasi ke salah satu partai politik,
seiring dengan gerakan reformasi terutama bidang politik, merekalah yang paling
gigih mendorong revolusi sosio politic di Indonesia di penghujung abad ke- 20
yang silam.
Namun arus perjalanan peradaban saat ini, membutuhkan energi yang
ekstra super power untuk memutar otak lebih dua kali lipat sebelum bertindak.
Dengan demikian, disi lain seiring kemajuan kondisi zaman era kontemporer,
terdapat beberapa dampak tantangan dan harapan yang mau tidak mau harus
dihadapi oleh organisasi kenamaan IPNU-IPPNU di perguruan tinggi, diantaranya
sebagai berikut:
Pertama, Daya saing
organisasi di perguruan tinggi yang semakin kompleks dengan turut hadirnya Pimpinan
Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) IPNU-IPPNU. Terdeskripsikan di saat era
modernisasi sekarang ini, tampak jelas ramai dan maraknya beragam organisasi
dikalangan kampus yang kian hari semakin menjamur, berbagai latar belakang
maksud dan tujuan yang lebih bersifat heterogen menimbulkan berbagai kendala persaingan
yang kompetitif, untuk pengembangan IPNU-IPPNU di perguruan tinggi.
Mulai dari prosesi perekrutan masa atau lebih tepatnya kaderisasi,
ambigiutas jabatan anggota, serta kurang teroptimalisasikan sumber daya manusia
(SDM) yang memiliki latar belakang disipliner keilmuwan. Sehingga kemampuan
pengembangbiakan menjadi lambat. Dengan demikian diperlukan adanya upaya
strategi yang tepat untuk pengembangan PKPT IPNU-IPPNU ke depan, diantaranya
sebagai berikut; peningkatan kualitas SDM dengan disiplin ilmu tertentu sesuai
dengan kadar kemampuan masing-masing rekan/ita harus terpenuhi. Hal ini
diperlukan guna untuk memicu kebutuhan pengembangan pada sektor departemen
ataupun lembaga organisasi. Perlu keterlibatan dan dukungan penuh karakter dari
praktisi/ akademisi untuk ikut andil membangun konstruksi organisasi IPNU-IPPNU
di perguruan tinggi, agar lebih bisa diterima oleh khalayak umum.
Kedua, belum adanya legalitas formal
status Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi IPNU di Pimpinan Pusat. Supremasi hukum masih kurang memadai, walaupun pasca
pertemuan PKPT IPNU-IPPNU Se- Jawa Timur pada dekade lalu, yang bertempat di
Ponpes Mukmin Mandiri itu berlangsung khidmat penuh dengan suasana kekeluargaan
dalam membahas regulasi PKPT IPNU dimasa yang akan datang.
Kendati masih banyak kekurangan disana-sini, alhasil dari sarasehan
forum komunikasi pertemuan pertama dan yang utama itu menghasilkan beberapa banyak
rumusan yang dapat digunakan sebagai acuan dasar sementara peraturan PKPT IPNU-IPPNU
di Perguruan tinggi Jawa Timur khususnya, dan umum Nya di perguruan tinggi
Indonesia. Entah, kapan itu bisa direalisasikan secara komprehensif. Maka
setidaknya dari PP IPNU mampu mengupayakan adanya wadah IPNU di perguruan
tinggi Indonesia, dengan ketentuan peraturan hukum yang valid dan jelas sesuai
dengan perkembangan menurut situasi, kondisi, zaman, tempat dan waktu.
Ketiga, tidak
semua anak-anak orang NU, ketika meneruskan jenjang pendidikan perguruan tinggi Nya masuk IPNU-IPPNU. Banyaknya anak-anak muda NU yang masuk organisasi
lain, dimungkingkan kurang diminati. Arus kelahiran organisasi
ini, tidak lain dan tidak bukan yakni untuk menyatukan seluruh kawula muda
Nahdliyin khususnya pelajar, santri dan mahasiswa, dan umumnya bagi para kaum
muda muslimin yang ada diluar stuktural kepengurusan.
Sudah sepatutnya IPNU-IPPNU harus kembali pada jati diri nya
masing-masing sesuai dengan
fitrah dan identitasnya sebagai organisasi yang bergerak di bidang keilmuan,
pengabdian dan latihan kepemimpinan untuk masa yang akan datang. Jadi sudah
sepatutnya organisasi keterpelajaran ini melaunching sebuah progam yang bisa
menarik dari segenap stake holder akademik dan dapat dirasakan dari berbagai
kalangan. Salah satu diantaranya dengan membuka wahana belajar sebagai tempat
untuk saling berbagi ilmu dari individu ke individu yang lain (majlis ilmu)
tanpa memandang status sosial yang dijabat. boleh jadi apa yang saya ketahui
belum tentu diketahui oleh orang lain, begitu juga sebaliknya apa yang anda
ketahui boleh jadi belum saya ketahui. Besar harapan kita semua bagaimana rekan/ita mewawasankan ilmu salaf yang menggenang dan
mengisi intelektual, moralitas dan spritualitas
dengan khazanah materi agama.
Selanjutnya, PKPT IPNU-IPPNU juga dihadapkan pada masalah vital remaja dan
pelajar secara universal. Kita ketahui bersama betapa kompleks persoalan pemuda
yang harus direspon dan disikapi oleh rekan/ita. Terlihat kompleksitas problem
pelajar dan pemuda di tanah air tercinta ini. Dihitung-hitung punya perhitungan
mulai dari maraknya kekerasan pelajar (tawuran), free sex, pemakaian
narkoba (Nge-Drug), fans berat And The real Idol dan masih banyak
lainnya. Kesemuanya itu merupakan bentuk dari krisis moralitas jati diri. Maka
perlu adanya perhatian khusus untuk memberikan kontribusi energi positif
langsung ke generasi muda.
Fenomena akhir-akhir ini, tidak sedikit banyak para remaja di era
globalisasi sekarang ini suka berasyik-masuk dengan hal-hal negatif, sehingga
melekatlah pada diri mereka mendapatkan gelar nama sebagai “remaja nakal”,
“remaja bermasalah”, bahkan lebih tragis lagi, ada yang menyebut mereka sebagai
“sampah masyarakat” Na’udzubillah. Di sisi lain, kita ketahui bersama
bahwasanya sejatinya masa remaja adalah masa-masa yang terindah yang tidak akan
pernah terulang kembali.
Melihat kecenderungan seperti ini kita tidak perlu
marah, justru harus introspeksi/ mawas diri untuk selanjutnya melakukan tindakan yang jauh lebih baik dari yang sebelumnya. Bukankah agama
mengajarkan “jika hari ini lebih baik dari hari yang kemarin maka kita termasuk
orang yang beruntung, begitu juga sebaliknya jika hari ini tidak jauh beda
dengan hari yang kemarin maka kita termasuk golongan orang yang merugi”. Mudah-mudahan
kita semua dimasukkan kategori orang yang beruntung.
Konkritnya, dalam kehidupan ini tidak akan pernah terjadi seseorang
merasakan senang dan bahagia terus sepanjang hidupnya tanpa ada masalah, suatu
saat pasti dia akan merasakan kesedihan. Demikian juga sebaliknya, tidak ada
seorang pun yang dalam hidupnya selalu dirundung kesedihan seumur hidupnya,
suatu ketika dia pasti juga merasakan kesenangan dan kebahagiaan. Masalah
sedih, atau tawa dan tangis adalah bagian dari hidup yang pasti akan dialami
oleh siapapun. Dan sudah semestinya PKPT IPNU-IPPNU menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan pengabdian yang rohmatan lil ’alamin.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !