Mengenai pendidikan beliau, beliau
mengawali pendidikankanya di SR-NU pada tahun 1937, kemudian tahun
1945-1947 beliau lanjutkan ke SMP islam namun tidak sampai lulus. 1949
beliau melanjutkan pendidikannya di Taman Madya kemudian Taman Dewasa
Raya (setara SLTA) selesai pada tahun 1951. Talhah melanjutkan ke
jenjang perkuliahan pada tahun 1951 di Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial
dan Budaya (HESP) Universitas Gadjah Mada, namun beliau berhenti kuliah
pada tahun 1953. Kemudian pada 1959 beliau lanjutkan kuliah sampai
mendapat gelar Sarjana Hukum pada 1964, kemudian di lanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi hingga mendapat gelar doctor dalam bidang Hukum
ketatanegaraan di bawah bimbingan Prof. Dr. Abdul Ghaffar Pringgodigdo,
dan berhasil memperhahankan desertasi dengan judul Pembahaasan Beberapa
Aspek Tentang Kekuasaan Eksekutif Dan Legislatif Negara Indonesia.
Setelah menuntaskan kuliahnya Thalhah,
selain sibuk dalam kegiatan organisasi beliau juga sibuk dalam mengajar
di perguruan tinggi di IAIN sunan Kalijaga, beliau juga mengajar di
IKIP Yogyakarta, IAIN Sunan Ampel dan Akademi Militer di Magelang.
Beliau juga pernah menjadi Direktur Akademi Administrasi Niaga Negeri
(1965-1975), menjadi Rektor Universitas Hasyim Asy'ari, Jombang
(1970-1983), Rektor Perguruan Tinggi Imam Puro, Purworejo (1975-1983)
serta menjadi Dekan Fak. Hukum Islam di Universitas Nahdlatul Ulam di
Surakarta.
Mengenai kepesantrenan, Thalhah
berasal dari keluarga yang hidupnya di pesantren, makanya selain beliau
belajar dalam pendidikan-pendidikan formal beliau juga tidak
meninggalkan atau tidak lupa akan pendidikan agama yang mana beliau
peroleh dari pendidikan pesantren. Thalhah beliau pernah menimba ilmu di
pesantren-pesantren besar di Indonesia. Antara lain pesantren Tebu
Ireng Jombang, Pesantren Lasem Rembang dan pesantren lainnya. Tak jarang
beliau juga mengikuti pesantren kilat atau mondok puasanan.
Mantan Rektor Universitas Hasyim
Asy'ari ini dalam perjalanan hidupnya juga aktif dalam
kegiatan-kegiatan sosial dan organisasi. Banyak organisai-organisasi
yang pernah beliau ikuti dan hingga Akhirnya beliau juga dapat
memprakarsai berdirinya sebuah Organisasi Pelajar Nahdlatul Ulama IPNU
bersama rekan-rekannya yang lain.
Bakat kepemimpinan Thalhah telah
tampak sejak usia remajanya. Ketika thalhah duduk di bangku SMP tahun
1945 dia sudah dipercaya untuk menjadi sekretaris umum Ikatan Murid
Nahdlatul Ulama (IMNU) untuk wilayah Kota Malang dan pada waktu itu juga
dia juga tercatat sebagai anggota Organisasi Putra Indonesia dan
anggota pengurus Himpunan Putera Islam Malang. Di tahun yang sama Beliau
juga menjabat sebagai sekretaris Barisan Sabilillah dan Sekretaris
bagian penerangan Markas Oelama Djawa Timur.
Kegemarannya berorganisasi begitu
tinggi, hingga pada tahun 1953 dia rela meninggalkan sementara kuliahnya
guna mengembangkan kepekaannya terhadap kehidupan masyarakat dan juga
menyalurkan bakat kepemimpinannya. Selama beliau berada di Djokdjakarta
beliau pernah memegang jabatan sebagai ketua di Departeman Penerangan
Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PII), dan juga pernah menjadi
Ketua I Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) untuk wilayah Jogjakarta. Beliau
pernah juga menjadi Wakil Ketua Panitia Kongres Persatuan Perhimpunan
Mahasiswa Indonesia.
Thalhah berhasil menorehkan sejarah
ketika mencetuskan lahirnya organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama'
(IPNU) dan gagasan tersebut disetujui pada acara Konferensi Ma'arif
Nahdlatul Ulama di Semarang pada tanggal 20 jumadil akhir 1973
bertepatan dengan 24 pebruari 1954. Dan mulai saat itu Moh. Thalhah
tercatat sebagai pendiri IPNU secara aklamasi dan ditunjuk sebagai ketua
umum pertama organisasi ini dan terus terpilih menjadi ketua umum IPNU
dalam rentetan tiga Muktamar, Muktamar I di Malang (1955), Muktamar II
di pekalongan (1957) dan Muktamar III di Cirebon (1958). Dari organisasi
yang dicetuskan Thalhah ini pula, kemudian lahir Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia (PMII).
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !